PEREMPUAN MENJADI IMAM SHALAT UNTUK LAKI-LAKI
(PANDANGAN AHLI FIKIH KLASIK)
(M. Syaukani, PA. Serui)
A. Pendahuluan
Dalam sebuah wawancaranya dalam acara Kick Andy, pemimpin Ponpes al-Zaytun Panji Gumilang mengatakan bahwa kontroversinya akan berlanjut pada pelaksanaan perempuan akan menjadi imam shalat dimana diantaranya yang ikut berjamaah adalah laki-laki. (Kick Andy, 2023), rencana praktek tersebut sebenarnya sudah pernah dilakukan di awal tahun 2000an oleh beberapa penggiat kesetaraan gender (feminisme) di luar negeri.
Adalah Amina Wadud (guru besar studi Islam di Virginia Commonwealth University, Amerika Serikat) pada 2005 membuat kontroversi. Ia menjadi imam salat Jumat di gereja St John the Divine, New York. Yang menjadi makmumnya terdiri atas wanita dan pria (berjumlah sekitar 100 orang). Perilaku Amina Wadud dengan cepat menyulut kecaman keras dari ulama di dunia Islam. Sebelumnya tiga masjid menolak untuk dijadikan tempat pelaksanaan salat Jumat yang akan diimami Amida Wadud. Juga sebuah museum yang pada mulanya setuju dijadikan tempat pelaksanaan salat Jumat yang akan diimami Amina Wadud membatalkan diri karena ancaman bom. Pada 2008 Amina lagi-lagi secara demonstratif menjadi imam salat Jumat di Pusat Pendidikan Muslim di Oxford (Inggris). (Sindonews, 2023).
Selengkapnya KLIK DISINI